Selasa, 13 Desember 2016

makalah pasar tradional vs pasar modern




PASAR TRADISIONAL vs PASAR MODERN
A.       Pengertian Pasar
       Pengertian  pasar secara konkret adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan. Dalam ilmu ekonomi, pengertian pasar lebih dititikberatkan pada kegiatan jual belinya. Oleh karena itu pengertian pasar adalah Tiap terjadinya transaksi antara penjual dengan pembeli ataupun Tiap terjadinya transaksi supply/demand antara penjual dan pembeli sehingga terjadi kesepakatan harga, penjual mau melepaskan barang/dagangannya dan pembeli mau membayar pada harga tertentu.
Syarat-syarat terbentuknya pasar:
1      Adanya penjual
2      Adanya pembeli
3      Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan
4      Terjadinya kesepakatan antara penjual dan pembeli
B.        Fungsi Pasar
1          Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi. Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
2          Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan harga antara penjual dan pembeli.
3          Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi. Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel.
C.       Bentuk Pasar Konkret Menurut Manajemen pengelolaan
Pasar Konkret menurut manajemen pengelolaan terdiri dari:
1          Pasar tradisional: Dalam pasar tradisional, pembeli dilayani langsung oleh penjual, sehingga dimungkinkan masih terjadi tawar menawar harga. Contoh pasar Beringharjo di Yogyakarta, pasar Johar di Semarang, pasar minggu di Jakarta.
2          Pasar modern: Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga misalnya di Carrefour.
D.       Pengertian Pasar Tradisional
       Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya, pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keperluan rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan dipingir jalan.
E.       Kondisi Pasar Modern dan Pasar tradisional
Di Indonesia pangsa pasar dan kinerja usaha pasar tradisional menurun, sementara pada saat yang sama pasar modern mengalami peningkatan setiap tahunnya. Saat ini pasar modern berkembang semakin pesat. Banyaknya investor asing yang menanamkan modalnya di Indonesia untuk mendirikan pasar modern juga semakin banyak. Hal ini menyebabkan keberadaan pasar tradisional terancam. Berbedanya fasilitas yang ada juga menyebabkan pasar tradisional kurang diminati. Kondisi pasar yang kumuh dan kotor juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kurang diminatinya pasar tradisional. Sangat berbanding terbalik dengan kondisi pasar modern. Banyak promo yang menggiurkan menyebabkan banyaknya peminat untuk berbelanja di pasar modern. Dinginnya ruangan juga salah satu faktornya. Selain itu barang yang ada di pasar modern lebih lengkap. Serta jika ditinjau dari segi keamanan juga lebih aman berbelanja di pasar modern.

F.       Nasib Pasar Tradisional Saat Ini
Menurunnya kinerja pasar tradisional selain disebabkan oleh adanya pasar modern, penurunannya justru lebih disebabkan oleh lemahnya daya saing para kegiatan tradisional. Kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan.Banyak pasar tradisional yang tidak terawat. Sehingga dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern kini pasar tradisional terancam oleh keberadaan pasar modern.Kelemahan tersebut telah menjadi karakter dasar yang sangat sulit di ubah. Faktor desain dan tampilan pasar. Serta atmosfir, tata ruang, tata letak. Selain itu,keragaman dan kualitas barang, promosi pengeluaran, jam operasional  pasar yang terbatas. Dan optimalisasi pemanfaatan ruang jual merupakan kelemahan terbesar pasar tradisional dalam menghadapi persaingan dengan pasar modern.
Diantara berbagai kelemahan yang telah disebutkaan pasar tradisional juga memiliki beberapa potensi kekuatan. Terutama kekuatan sosio emosional yang tidak dimiliki oleh pasar Modern. Kekuatan pasar tradisional dapat dilihat dari beberapa aspek . Aspek-aspek tersebut diantaranya harganya yang relatif lebih murah dan bisa ditawar, dekat dengan pemukiman, dan memberikan banyak pilihan produk segar. Kelebihan lainnya adalah pengalaman berbelanja memegang langsung produk yang umumnya masih sangat segar. Akan tetapi dengan adanya hal tersebut bukan berarti pasar tradisional bukan tanpa kelemahan. Selama ini justru pasar tradisional lebih dikenal memiliki banyak kelemahan, antara lain kesan bahwa pasar terlihat becek, kotor, bau, dan terlalu padat lalu lintas pembelinya. Ditambah lagi ancaman bahwa keadaan sosial masyarakat yang berubah, dimana wanita diperkotaan umumnya berkarier sehingga hampir tidak mempunyai waktu untuk berbelanja ke pasar tradisional.

G.      Faktor yang Mempengaruhi
 Barang yang dijual di pasar modern memiliki variasi jenis yang beragam. Selain menyediakan barang lokal, pasar modern juga menyediakan barang impor. Barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif lebih terjamin karena melalui penyeleksian yang ketat sehingga barang yang tidak memenuhi persyaratan klasifikasi akan di tolak. Dari segi kuantitas, pasar modern umumnya mempunyai persediaan barang di gudang yang terukur. Dari segi harga, pasar modern memiliki label harga yang pasti. Pasar modern juga mmberikan pelayanan yang baik dengan adanya pendingin udara yang sejuk, suasana nyaman dan bersih, display barang perkategori mudah dicapai dan relatif lengkap, informasi produk tersedia melalui mesin pembaca, adanya keranjang belanja atau keranjang dorong serta ditunjang adanya kasir dan pramuniaga yang bekerja secara profesional. Rantai distribusi pada pasar ini adalah produsen – distributor – pengecer/konsumen.
Perubahan gaya hidup konsumen dalam perilaku membeli barang diantaranya dipengaruhi oleh kemudahan dan penjaminan mutu dari pasar modern, diantaranya:
Melalui skala ekonominya, pasar modern dapat menjual lebih banyak produk yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih murah.
       Kedua, informasi daftar harga setiap barang tersedia dan dengan mudah diakses publik. Pasar modern menyediakan lingkungan berbelanja yang lebih nyaman dan bersih, dengan jam buka yang lebih panjang, dan menawarkan aneka pilihan pembayaran seperti kartu kredit untuk peralatan rumah tangga berukuran besar. Produk yang di jual dipasar modern, seperti bahan pangan, telah melalui pengawasan mutu dan tidak akan dijual bila telah kadaluwarsa.


H.      Perbedaan Pasar Modern Dan Pasar Tradisional
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan pasar modern dewasa ini sudah menjadi tuntutan dan konsekuensi dari gaya hidup modern yang berkembang di masyarakat kita. Tidak hanya di kota metropolitan tetapi sudah merambah di kota kecil di tanah air, sangat mudah menjumpai mini market, supermarket bahkan hypermart di sekiatar tempat tinggal kita. Tempat-tempat tersebut menjanjikan tempat belanja yang nyaman dengan harga yang tidak kalah menariknya.
Namun demikian, pasar tradisional ternyata masih mampu untuk bertahan dan bersaing di tengah serbuan pasar modern dalam berbagai bentuknya. Berikut beberapa perbandingan antara pasar modern dan pasar tradisional:
1        Karakter atau budaya konsumen, Meskipun informasi tentang gaya hidup modern dengan mudah diperoleh, tetapi tampaknya masyarakat masih memiliki budaya untuk tetep berknjung dan berbelanja ke pasar tradisional. Perbedaan itulah di pasar tradisional masih terjadi proses tawar menawar harga, sedangkan di pasar modern harga sudah pasti ditandai dengan label harga.
2        Revitalisasi pasar tradisional, Pemerintah seharusnya serius dalam menata dan mempertahankan eksisitensi pasar tradisional. Pemerintah menyadari bahwa keberadaan pasar tradisional sebagai pusat kegiatan ekonomi masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas. Dan karenanya hanya didatangi oleh kelompok masyarakat kelas bawah. Gambaran pasar seperti di atas harus di ubah menjadi tempat yang bersih dan nyaman bagi pengunjung dengan demikian masyarakat dari semua kalangan akan tertarik untuk datang dan melakukan transaksi di pasar tradisional.
3        Regulasi, pemerintah memang mempunyai hak untuk mengatur keberadaan pasar tradisional dan pasar modern. Tetapi aturan yang dibuat pemerintah itu tidak boleh diskriminatif dan seharusnya tidak membuat dunia usaha mandek. Pedagang kecil, menengah, besar, bahkan perantaraan ataupun pedagang toko harus mempunyai kesempatan yang sama dalam berusaha.
Di zaman resesi seperti saat ini, orang harus lebih cermat dan bijak membelanjakan setiap sen uang, termasuk ketika membeli kebutuhan hidup sehari-hari. Jika selama ini terbiasa berbelanja bulanan di supermarket seperti Carrefour Kramat Jati atau pasar modern lainnya, sudah waktunya melirik kemungkinan berbelanja di pasar tradisional Kramat Jati. Selain lebih murah, Anda pun bisa turut membantu meningkatkan taraf kesejahteraan para pedagang kecil.
Sebagai bahan pertimbangan, berikut ini Media Perempuan juga memberikan sejumlah perbandingan untung-rugi berbelanja di pasar tradisional versus pasar modern:
1        Harga barang
Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan pasar modern memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan. Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama untuk produk-produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.
2        Tawar menawar
Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar, Anda bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah. Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan harga pas.
3        Diskon
Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang sering memberikan berbagai penawaran yang menggiurkan. Akan tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan rayuan terselubung (gimmick) agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tak jarang, orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan tergoda membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.
4        Kenyamanan berbelanja
Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di pasar modern memang jauh lebih nyaman ketimbang berbelanja di pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang lebih luas, bersih, rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan. Sedangkan pasar tradisional menempati area yang lebih sempit, sumpek, sesak, dan tak jarang menguarkan bau kurang sedap.
5        Kesegaran produk
Untuk produk-produk segar seperti daging, ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar tradisional biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar ketimbang supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet. Logikanya, pedagang di pasar tradisional memiliki dana yang cukup terbatas sehingga hanya mampu membeli pasokan barang dengan jumlah tidak terlalu banyak. Dengan demikian, produk-produk yang dijual pun lebih terjaga kesegarannya.
Perbedaan pasar tradisional dengan pasar modern
Pasar traditional
Pasar modern
·         Pembentukan harga di tetapkan antara kesepakatan penjual dan pembeli
·         Masih terjadinya tawar menawar
·         Pembeli masih di layani secara langsung oleh penjual
·         Harga sudah di tetapkan oleh pasar tersebut
·         Tidak dapat di tawar karena hargta sudah di tentukan
·         Pembeli melayani sendiri dan mengambil sendiri apa yang di butuhkan

I.         PERMASALAHAN DALAM PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN

a.    Permasalahan Pasar Tradisional
     Pasar tradisional selama ini kebanyakan terkesan kumuh, kotor, semrawut, bau dan seterusnya yang merupakan stigma buruk yang dimilikinya. Namun demikian sampai saat ini di kebanyakan tempat masih memiliki pengunjung atau pembeli yang masih setia berbelanja di pasar tradisional. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga pasar tradisional yang dalam perkembangannya menjadi sepi, ditinggalkan oleh pengunjung atau pembelinya yang beralih ke pasar moderen.

pasar tradisional, seringkali mengakibatkan sebagian dari para pengunjung mencari alternatif tempat belanja lain, di antaranya mengalihkan tempat berbelanja ke pedagang kaki lima dan pedagang keliling yang lebih relatif mudah dijangkau (tidak perlu masuk ke dalam pasar). Bahkan kebanyakan para pengunjung yang tergolong di segmen berpendapatan menengah bawah ke atas cenderung beralih ke pasar moderen, seperti pasar swalayan (supermarket dan minimarket) yang biasanya lebih mementingkan kebersihan dan kenyamanan sebagai dasar pertimbangan beralihnya tempat berbelanja.
Seringkali dikesankan bahwa perilaku pedagang yang menjadi penyebab utama terjadinya kondisi di kebanyakan pasar tradisional memiliki stigma buruk. Sebaliknya, di lapangan di lapangan dijumpai peran pengelola pasar terutama dari kalangan aparatur pemerintah dalam mengupayakan perbaikan perilaku pedagang pasar tradisional masih sangat terbatas. Banyak penyebab yang melatarbelakangi kondisi ini. Dimulai dari keterbatasn jumlah tenaga dan kemampuan (kompetensi) individu tenaga pengelola pengelola serta keterbatasan kelembagaan (organisasi) pengelola pasar untuk melakukan pengelolaan pasar dan pembinaan pedagang,
     Selanjutnya permasalahan yang dihadapi oleh para pengelola pasar di lapangan tidak terlepas dari Kebijakan pimpinan daerah dan para pejabat di bawahnya (Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah-SKPD) di tingkat Kabupaten atau Kota. Dari kebijakan yang dikeluarkan dapat diketahui kepedulian mereka terhadap pasar tradisional berserta para pedagang di dalamnya dan para Pedagang Kaki Lima (PKL). Seperti diketahui pembiaran PKL dapat menyebabkan gangguan terhadap pasar tradsional dan para pedagang di dalamnya, sehingga para PKL juga perlu ditata dan dibina seperti halnya dengan pasar tradisional dan para pedagangnya.

b.    Permasalahan pasar modern
     Perkembangan zaman menuntut keefisienan dan keefektifan dalam semua bidang. Keberadaan modernisasi yang tentu dipahami juga akibat desakan kekuatan kapitalis modern mendorong berdirinya pasar modern di tengah – tengah masyarakat Indonesia. Dalam jangka waktu singkat, para pelaku usaha ritel modern dengan kemampuan kapital yang luar biasa memanjakan konsumen dengan berbagai hal positif terkait kenyamanan saat berbelanja, keamanan, kemudahan, variasi produk yang kian beragam, kualitas produk yang makin meningkat, dan harga yang makin murah karena adanya persaingan.
     Tetapi, meskipun kontribusi pasar modern terhadap pertumbuhan industri ritel di Indonesia menguntungkan konsumen, pertumbuhan ritel modern ternyata mendatangkan persoalan tersendiri berupa kian tersingkirnya hasil pertanian, perikanan, dan peternakan dalam negeri dari meja makan masyarakat Indonesia. Pasar modern memiliki standar kualitas yang tak mampu dipenuhi oleh hasil pertanian Indonesia, sehingga untuk kebutuhan pangan yang sebenarnya sudah ada di Indonesia, seperti daging, sayur, dan buah pun, harus didatangkan dari luar negeri agar mampu memenuhi standar kualitas mereka.
     Di sisi lain, nasib pasar tradisional yang menjadi saluran distribusi utama hasil pertanian rakyat Indonesia, saat ini berada di ujung tanduk karena tak mampu bersaing dengan pasar modern. Padahal tidak sedikit masyarakat yang menggantungkan hidupnya kepada pasar tradional. Ketika dilanda krisis ekonomi, pasar tradisional mampu menjadi penopang hidup sebagian masyarakat Indonesia, baik yang berprofesi sebagai pedagang, maupun para petani yang hanya mampu memasarkan hasil pertaniannya lewat pasar rakyat ini. Dengan semakin tergerusnya pasar tradisional berimbas pada para pemasok lokal yang pada umumnya tidak bisa masuk ke pengecer besar.
     Pertumbuhan pasar modern terbukti membahayakan posisi pasar tradisional dan ritel-ritel tradisional lain di sekitarnya.. Sebagai akibat kebijakan Pemda yang mengijinkan pembangunan banyak pasar modern, menurut Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), sejak tahun 2004, delapan pasar di Jakarta tutup karena ditinggalkan pembelinya dan overhead cost cukup tinggi, yaitu pasar Blora, Cilincing, Cipinang Baru, Kramat Jaya, Muncang, Prumpung Tengah, Sinar Utara dan Karet Pedurenan. Pedagang yang menganggur diperkirakan sedikitnya mencapai 2.100 pedagang. Pedagang yang bertahan sampai saat ini mengalami penurunan omzet hingga 75 persen. Sedangkan pasar-pasar tradisional lain di wilayah Jakarta, tingkat huniannya hanya 40-60% serta ditinggalkan pembelinya. Catatan APPSI menyebutkan, dari keseluruhan 151 pasar tradisional di Jakarta, terdapat 51 pasar yang berdekatan dengan pasar modern dan yang berdekatan dengan hipermarket ada 45 pasar, dengan rata-rata radius kedekatan kurang dari 2,5 km. Contohnya pasar Mede dan Pasar Pondok Pinang, Pondok Indah berdekatan dengan Carrefour dan Giant Lebak Bulus. Di Cempaka Mas, Carrefour berdekatan dengan Pasar Cempaka Putih, Pasar Gembrong dan Pasar Sumur Batu. Di Depok, dalam radius lima kilometer dari terminal Depok terdapat tiga pasar tradisional (Pasar Kemiri Muka, Pasar Depok Jaya dan Pasar Lama) dan disekitar itu pula di bangun 5 pasar modern (Margocity, Depok Town Square, Plaza Depok, Mall Depok, dan ITC Depok ).
     Banyak kasus yang terjadi bukan hanya di Jakarta, tetapi hampir seluruh wilayah di Indonesia pasar tradisional dan pasar modern mengalami hal serupa. Hingga tahun 2006, berdasarkan data AC Nielsen pasar di Indonesia mengalami pertumbuhan mencapai 31,4 % per tahun, sedangkan pasar tradisional menyusut hingga 8,1 % per tahun.  Hasil penelitian TN. Sofres di Hongkong, meskipun pasar tradisional tetap bertahan tetapi terjadi penurunan jumlah pelanggan. Ini diakibatkan adanya promosi yang dilakukan pasar modern yang sangat gencar. Padahal Hongkong telah menerapkan regulasi tata wilayah pendirian pasar modern tidak boleh berdekatan dengan pasar tradisional.
     Sangatlah mengenaskan ketika pasar tradisional harus dihadapkan pada pasar modern “face to face” dan lebih tragis lagi hampir tidak adanya keberpihakan pemerintah kepada pasar tradisional, berakibat pada kian menajamnya kesenjangan sosial. Pemerataan pendapatan takkan tercapai jika media utama aktivitas perekonomian rakyat ekonomi lemah, dibiarkan tersisih. Pemberdayaan pasar tradisional sebagai wadah ekonomi mikro mutlak diperlukan.


J.  PERAN PEMERINTAH BAGI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN

K. Peran Pasar Bagi Ekonomi Suatu Negara
            Pasar tradisional menjadi salah satu jantung perekonomian masyarakat. Kedudukan pasar tradisional masih tetap penting dan menyatu dalam kehidupan masyarakat. Banyak masyarakat yang masih membutuhkan pasar tradisional dalam mencari pendapatan dan juga kebutuhan dalam transaksi jual beli. Pesatnya pembangunan pasar modern dirasakan oleh banyak pihak berdampak terhadap keberadaan pasar tradisional.
            Persoalan tersebut menjadi pembahasan dalam acara Dialog "Forum Senator untuk Rakyat" hari Minggu, 17 Mei 2015 di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta, dengan tema "Ekonomi Kerakyatan Dalam Bingkai Nawacita". Dialog tersebut menghadirkan Irman Gusman (Ketua DPD RI), Rahmat Gobel (Menteri Perdagangan RI), Daniel Johan (Anggota DPR), Syahganda Nainggolan (Ketua Dewan Direktur Sabang Merauke Circle), dan Abdullah Mansyuri (Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia).
            Irman berpendapat bahwa untuk dapat merefleksikan ekonomi kerakyatan, pemerintahan harus mendasarkan pada rakyat, salah satunya adalah pasar tradisional. Keberpihakan terhadap pasar tradisional dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. "Saat ini pertumbuhan (ekonomi) terdapat pada beberapa elite ekonomi saja, pertumbuhan ekonomi kita hanya semu", ujar Irman saat menjelaskan mengenai kondisi ekonomi yang kurang berpihak pada rakyat.
            Irman Gusman berpendapat bahwa, sebenarnya pondasi dari perekonomian nasional adalah pasar tradisional. "Setelah ekonomi kolaps, di beberapa daerah tumbuh kegiatan perekonomian dari rakyat yang berupa pasar tradisional yang memberikan kontribusi dalam pertumbuhan ekonomi", ujarnya. 
            Irman menambahkan bahwa pedagang dan pasar tradisional harus benar-benar diperhatikan oleh Pemerintah dalam membangun ekonomi kerakyatan. "Perhatian yang khusus harus diberikan oleh pemerintah kepada pasar tradisional dalam konsep Ekonomi Kerakyatan Nawacita, dan tugas kami di DPD RI adalah mengawasi Nawacita bisa dilaksanakan, khususnya pada aspek pasar tradisional", ujar Irman.
            Senada dengan Irman Gusman, Abdullah juga menyatakan bahwa saat ini kehidupan pedagang pasar tradisional sangat memprihatinkan. "Karena mereka harus membayar berbagai iuran dan retribusi yang sangat tinggi. Uang retribusi yang dibayarkan oleh pedagang ke Pemda, tidak dikembalikan lagi ke pasar tradisional. Hal tersebut yang menjadi penyebab kondisi lingkungan pasar yang memprihatinkan", ujarnya.
            Selain itu, para pedagang di pasar tradisional juga mengalami persoalan lain, salah satunya dengan keberadaan pasar modern. Abdullah mengatakan bahwa untuk dapat mengembalikan kondisi pasar tradisional agar menjadi vital lagi, keberadaan pasar modern harus diatur dengan peraturan yang jelas. Mulai dari barang yang dijual, penempatan, atau jam operasional dari pasar modern. Permasalahan lain yang dihadapi oleh pedagang pasar tradisional adalah susahnya akses terhadap permodalan.
            Penanganan terhadap permasalahan pasar tradisional juga berpengaruh terhadap permasalahan kemiskinan. Keberadaan pasar tradisional memberikan wadah jual beli bagi sebagian masyarakat Indonesia yang berprofesi sebagai petani dan nelayan. Oleh karena itu, dengan adanya vitalisasi dari pasar tradisional, maka juga akan memberikan keuntungan bagi para petani dan nelayan. "Indonesia akan gagal mengatasi kemiskinan jika para petani dan nelayan tidak diperhatikan, karena peran mereka sangat besar di Indonesia, ucap Daniel.
            Daniel juga mengungkapkan bahwa kemiskinan hanya bisa diatasi kalau Indonesia bisa mengangkat harkat martabat dan kehidupan dari petani dan nelayan dengan membangun desa. Semua aktivitas berawal dari desa, mulai dari petani, nelayan, pedagang. Jumlah masyarakat yang berprofesi sebagai petani atau nelayan sangat besar, maka jika kelompok tersebut menjadi sektor strategis dalam membangun ekonomian nasional, maka pertumbuhan ekonomi akan tercipta.
            Menanggapi persoalan dalam permasalahan di pasar tradisional dalam konsep ekonomi kerakyatan, Rahmat Gobel menyatakan bahwa saat ini Pemerintah sebenarnya juga menyadari peranan dari pasar tradisional terhadap pertumbuhan perekonomian. "Ekonomi kerakyatan yang sesuai dengan kerangka nawacita adalah komitmen dari pemerintah yang harus diwujudkan", ujar Rahmat. 
            Untuk dapat menghidupkan kembali pasar sebagai aspek vital perdagangan, maka diperlukan sebuah penataan dan manajemen yang baik. Pasar harus mampu menjadi area transaksi perdagangan dengan manajemen yang jauh lebih lebih baik dari sekarang. Mulai dari manajemen suplai barang agar lebih lengkap, kebersihan dan kenyamanan, dan pasar dijadikan sebagai area yang mampu membuat masyarakat untuk datang.
            "Pemerintah juga akan memfokuskan pada kesiapan pasar dalam menghadapi era globalisasi juga harus diperhatikan", ujar Rahmat Gobel. Rahmat menambahkan bahwa untuk tetap menjaga keberadaan pasar tradisional dalam kerangka nawacita adalah dengan adanya upaya dari berbagai pihak, terutama dalam menciptakan swasbada pangan. Mulai dari kebijakan impor, peningnkatan hasil bumi, peningkatan usaha mikro, dan peningkatan konsumsi produk dalam negeri.
            Peran pasar sebenarnya sangat vital bagi perekonomian nasional. Selain menjadi pondasi dasar perekonomian, pasar tradisional juga mampu digunakan untuk memaksimalkan hasil bumi yang dikelola para petani. Tentunya saat ini keberadaan pasar harus benar-benar diperhatikan, terutama mengenai kesiapan dalam menyambut era globalisasi. Jika tidak, maka kedepannya pasar akan kalah dengan keberadaan pasar modern. DPD RI sendiri telah cukup lama memberikan perhatian mengenai keberadaan pasar tradisional sebagai pondasi perekonomian nasional. 
            Bentuk perhatian tersebut terlihat saat Irman Gusman mencanangkan gerakan nasional belanja ke pasar tradisional di Solo pada awal tahun 2014. Gerakan tersebut merupakan bentuk kepedulian Irman Gusman dan DPD RI karena adanya keprihatinan dan kegelisahan pedagang pasar tradisional yang kini semakin kalah bersaing dengan keberadaan pasar ritel modern, baik berupa mini market dan Mall yang tumbuh subur di perkotaan dan pedesaan.

2 komentar:

  1. m88 casino | Sports Betting
    m88 casino. M88 casino. No bonus code required. Min 샌즈카지노 bet. 0.5 €. Minimum deposit 더킹카지노 €20. Re-slots bonus. 10 euro. No wagering requirement. Max m88 ทางเข้า cashout.

    BalasHapus